Minuman Industri dan Kesehatan
Anda suka minuman teh dalam kemasan? Merk apa yang tadi Anda
beli? Kemasan botol atau plastik? Anda puas atau adakah harapan yang tidak
terpenuhi?
Sebagian orang menganggap minuman teh dalam kemasan terlalu
manis. Karena itu air gunung “doang” dalam kemasan masih menjadi pilihan utama
konsumen yang sedang dalam perjalanan.
Teh gula manis merisaukan orang, yang memiliki kesadaran dan
pengetahuan mengenai nutrisi, gizi, dan kalori. Manis bisa berisiko kena
kencing manis; kalori tinggi menyebabkan kegemukan atau pendek umur. Mereka
pikir begitu.
Inovasi
Lebih dari 10 tahun saya mencoba menawarkan inovasi industri
minuman teh dalam kemasan. Minuman Frink ini terdiri dari teh hijau asli, gula
asli, dan terkadung asam organik. Sama sekali tidak ada bahan kimia sintetik
seperti gula siklamat atau sakarin, tidak menggunakan aroma sintetik, dan tidak
menggunakan asam industri, serta tidak menggunakan pengawet makanan kimia.
Karena berasa masam, manis rendah, dan ada sensai pahit yang seimbang, minuman
ini lebih berasa sebagai jus.
Bahan-bahan alami dan diproduksi secara bioproses
menyebabkan minuman ini kaya khasiat herbal. Berbeda dengan minuman teh plus
jus buah dalam kemasan pada umumnya. Minuman teh dalam kemasan pada umumnya,
bahkan yang mengandung teh hijau super sekali pun, tidak memberikan efek
penyembuhan. Berbeda dengan Frink, semua konsumen merasakan manfaat kesehatan
dari teh sesuai dengan referensi kesehatan populer atau kitab pengobatan kuno.
daun afrika diolah menjadi minuman fungsional |
Frink saat ini diproduksi sekadar untuk menjaga kesehatan
pribadi dan keluarga agar cukup umur saya untuk terus bermimpi dan melakukan
inovasi. Suatu hari nanti, saya yakin, akan menemukan formula yang sangat layak
secara industri.
daun afrika menjadi minuman berkelas |
Frink, new paradigm on beverage industry
JUS DAUN AFRIKA DALAM PERSPEKTIF BLUE OCEAN STRATEGY
Beberapa tahun silam, dalam wisata pustaka ke Gramedia, saya
menemukan buku Blue Ocean Strategy. Setelah membeli dan
membaca karya W. Chan Kim dan Renée Mauborgn ini, saya pikir yang saya lakukan
sesuai dengan konsep yang diterbitkan oleh Harvard Business School Press pada
2005 itu. Frink, minuman yang dengan bioproses, diturunkan kalori dan derajat
kemanisannya oleh jasad renik dalam produksi, merupakan produk unik yang
menantang logika strategi industri minuman berbasis teh dalam kemasan.
Menurut Kim terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang
logika strategi dan model bisnis sebuah industri:
- Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri? (Frink tidak mau menggunakan gula palsu, flavor, dan pengawet).
- Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri? (Frink rendah kalori)
- Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri? (Frink mengandung asam organik hasil dari bioproses)
- Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan? (Minuman yang nikmat, menyegarkan, dan MENYEHATKAN)
Saya akui, untuk benar-benar memenuhi konsep, strategi, dan
implementasi sebagai produk yang memasuki lautan biru kompetisi, saya mesti
banyak belajar, bereksperimen, melakukan focus group discussion (FGD) bersama
konsumen-konsumen captive dari produksi rumahan sekarang ini, dan tetap
berharap ada orang yang berkenan menjadi investor sekaligus mentor bisnis saya.
Doakan ya.
Segenap proses, produk, dan merk yang ditemukan sepanjang
perjalanan menggapai cita-cita yang terlalu tinggi ini, menurut saya melebihi
tujuan mencari uang dan membangun bisnis. Saya lebih terdorong oleh rasa
penasaran menikmati sesuatu yang terkandung dalam motto berbahasa latin Ars
longa vita brevis. Sangat terobsesi. Hidup ini singkat, karya itu abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar