Sabtu, 26 Maret 2016

Frink, Inovasi Industri Minuman Kesehatan Fungsional

Minuman Industri dan Kesehatan

Anda suka minuman teh dalam kemasan? Merk apa yang tadi Anda beli? Kemasan botol atau plastik? Anda puas atau adakah harapan yang tidak terpenuhi?
Sebagian orang menganggap minuman teh dalam kemasan terlalu manis. Karena itu air gunung “doang” dalam kemasan masih menjadi pilihan utama konsumen yang sedang dalam perjalanan.
Teh gula manis merisaukan orang, yang memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai nutrisi, gizi, dan kalori. Manis bisa berisiko kena kencing manis; kalori tinggi menyebabkan kegemukan atau pendek umur. Mereka pikir begitu.

Inovasi

Lebih dari 10 tahun saya mencoba menawarkan inovasi industri minuman teh dalam kemasan. Minuman Frink ini terdiri dari teh hijau asli, gula asli, dan terkadung asam organik. Sama sekali tidak ada bahan kimia sintetik seperti gula siklamat atau sakarin, tidak menggunakan aroma sintetik, dan tidak menggunakan asam industri, serta tidak menggunakan pengawet makanan kimia. Karena berasa masam, manis rendah, dan ada sensai pahit yang seimbang, minuman ini lebih berasa sebagai jus.
Bahan-bahan alami dan diproduksi secara bioproses menyebabkan minuman ini kaya khasiat herbal. Berbeda dengan minuman teh plus jus buah dalam kemasan pada umumnya. Minuman teh dalam kemasan pada umumnya, bahkan yang mengandung teh hijau super sekali pun, tidak memberikan efek penyembuhan. Berbeda dengan Frink, semua konsumen merasakan manfaat kesehatan dari teh sesuai dengan referensi kesehatan populer atau kitab pengobatan kuno.
daun afrika diolah menjadi minuman fungsional

Frink saat ini diproduksi sekadar untuk menjaga kesehatan pribadi dan keluarga agar cukup umur saya untuk terus bermimpi dan melakukan inovasi. Suatu hari nanti, saya yakin, akan menemukan formula yang sangat layak secara industri.
daun afrika menjadi minuman berkelas

 Frink, new paradigm on beverage industry

JUS DAUN AFRIKA DALAM PERSPEKTIF BLUE OCEAN STRATEGY

Beberapa tahun silam, dalam wisata pustaka ke Gramedia, saya menemukan  buku  Blue Ocean Strategy. Setelah membeli dan membaca karya W. Chan Kim dan RenĂ©e Mauborgn ini, saya pikir yang saya lakukan sesuai dengan konsep yang diterbitkan oleh Harvard Business School Press pada 2005 itu. Frink, minuman yang dengan bioproses, diturunkan kalori dan derajat kemanisannya oleh jasad renik dalam produksi, merupakan produk unik yang menantang logika strategi industri minuman berbasis teh dalam kemasan.
Menurut Kim terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi dan model bisnis sebuah industri:
  1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri? (Frink tidak mau menggunakan gula palsu, flavor, dan pengawet).
  2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri? (Frink rendah kalori)
  3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri? (Frink mengandung asam organik hasil dari bioproses)
  4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan? (Minuman yang nikmat, menyegarkan, dan MENYEHATKAN)

Saya akui, untuk benar-benar memenuhi konsep, strategi, dan implementasi sebagai produk yang memasuki lautan biru kompetisi, saya mesti banyak belajar, bereksperimen, melakukan focus group discussion (FGD) bersama konsumen-konsumen captive dari produksi rumahan sekarang ini, dan tetap berharap ada orang yang berkenan menjadi investor sekaligus mentor bisnis saya. Doakan ya.

Segenap proses, produk, dan merk yang ditemukan sepanjang perjalanan menggapai cita-cita yang terlalu tinggi ini, menurut saya melebihi tujuan mencari uang dan membangun bisnis. Saya lebih terdorong oleh rasa penasaran menikmati sesuatu yang terkandung dalam motto berbahasa latin Ars longa vita brevis. Sangat terobsesi. Hidup ini singkat, karya itu abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar