Jumat, 09 September 2016

Cara Mengolah Daun Afrika yang Lebih Manjur

Inilah alasan mengapa daun afrika segar yang dilalap mentah, jauh lebih manjur ketimbang yang diolah dengan berbagai alat, cara, dan teknologi. Penelitian ini membuktikan bahwa komponen yang terkandung dalam setiap sel daun afrika BERKURANG akibat pengolahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi nano menghasilkan kandungan yang lebih banyak daripada teknologi ekstraksi konvensional. Secara logika, dapatlah dibuat hipotesis bahwa yang terkandung sesungguhnya pada daun segar bitter leaf ini jauh lebih banyak lagi. Karena itu sebaiknya setiap rumah memiliki pohonnya minimal sebatang dan mengonsumsi daunnya minimal selembar sehari.
tunas 2 minggu setelah dipangkas

ANALISA PROFIL KROMATOGRAM DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
ABSTRAK
Nano teknologi adalah salah satu teknologi tinggi dan baru, serta berkembang di dunia saat ini. Teknologi ini sangat mendorong perkembangan obat-obatan biologik dan peningkatan ketersediaan biologik obat herbal. Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak diteliti belakangan ini, salah satu manfaat daun Afrika adalah secara tradisonal digunakan sebagai obat antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah komponen pada ekstrak etanol nanopartikel dan ekstrak etanol serbuk simplisia daun Afrika yang diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis. Nanopartikel daun Afrika diperoleh dari LIPI Bogor, simplisia daun Afrika dimaserasi dengan pelarut etanol 96%.
Pembuatan nanopartikel menggunakan alat HEM E3D (High Energy Milling – Ellipse 3D Motion). Karakterisasi nanopartikel daun Afrika ditentukan dengan pengukur ukuran partikel atau Particle Size Analyzer (PSA), dan mikroskop elektron payaran atau Scanning Electron Microscopy (SEM). Skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia meliputi pemeriksaan golongan senyawa alkaloida, flavonoida, glikosida, saponin, tanin, dan steroida/triterpenoida. Kemudian dilakukan pemeriksaan jumlah komponen nanopartikel dan serbuk simplisia daun Afrika menggunakan metode KLT. Pemeriksaan jumlah komponen dilakukan sesuai dengan golongan metabolit sekunder yang diperoleh dari hasil skrining fitokimia. Golongan flavonoid dielusi menggunakan fase gerak etil asetat:asam formiat:asam asetat glasial:air (100:11:11:26), golongan saponin dielusi menggunakan fase gerak etil asetat:asam formiat:asam asetat glasial:air (100:11:11:26), golongan tannin dielusi menggunakan fase gerak kloroform:asam asetat glasial:metanol:air (64:32:12:8) dan golongan glikosida dielusi menggunakan etil asetat:metanol:air (100:13,5:10).
Hasil penelitian menunjukkan nanopartikel mempunyai rerata distribusi ukuran 785.6 ± 182.5 nm. Hasil skrining fitokimia menunjukkan serbuk simplisia mengandung senyawa flavonoida, glikosida, saponin, tanin dan steroida. Hasil pemeriksaan jumlah komponen ekstrak etanol nanopartikel danekstrak etanol serbuk simplisia golongan flavonoid pada masing-masing 24 komponen dan 20 komponen, golongan saponin masing-masing 20 komponen dan 12 komponen, golongan tanin masing-masing 24 komponen dan 20 komponen, dan golongan glikosida masing-masing 17 komponen dan 10 komponen. Hal ini menunjukkan ekstrak etanol nanopartikel daun Afrika memiliki jumlah komponen yang lebih banyak daripadaekstrak etanol serbuk simplisia

Kata kunci: Nano partikel, daun Afrika, ekstrak etanol, kromatografi lapis tipis.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Harga Daun Afrika, Panen Sehektar Dapat Satu Miliar

Daun afrika, Vernonia amygdalina alias bitter leaf, mulai bikin kejutan. Rupanya mulai ada permintaan industri. Kabarnya permintaan besar-besar datang dari industri herbal Korea Selatan.
Pedagang pengepul pun mulai putar akal. Karena tak mudah menemukan usaha tani yang memiliki persediaan, pengepul pun rangkap jabatan, mencoba menanam daun afrika, secara kerjasama dengan petani pemilik lahan.
Selain membeli daun, pengepul pun memborong batang jika harga cocok. Harga di tingkat pengepul saat ini cukup menarik. Daun dibeli dengan harga minimal Rp40.000 per kg berat basah. Harga di tingkat eceran sejak awal Agustus 2016 mencapai Rp100.000 per kg berat basah. Fantastis, untuk ukuran harga daun dari tanaman yang pengadaan bibit, penanaman, perawatan dan panennya tidak sulit. Sedangkan harga borongan di kebun masih fluktuatif mengikuti ketersediaan setempat.
lahan seluas 50 meter persegi menghasilkan daun hingga 100kg berat basah dengan penghasilan minimal Rp5.000.000 atau ekivalen setara Rp1 miliar per hektar
Memasuki 2016, faktor yang paling utama memengaruhi harga  adalah komponen permintaan industri herbal. Sampai tahun lalu permintaan yang utama masih berupa produk teh herbal dan serbuk daun pada skala usaha kecil menengah. Sekarang sudah ada industri yang melakukan pengolahan secara ekstraksi.
Wawasan dan gagasan pengembangan produk dimotori oleh penelitian perguruan tinggi berupa skripsi dan tesis. Ekstrak daun afrika telah diteliti untuk penggunaan luar dan dalam tubuh. Sejauh ini masih dalam tahap penelitian pre-klinis, tetapi loncatan ke penelitian klinis dengan relawan manusia tidak ada kendala mengingat daun afrika memang sudah biasa dikonsumsi secara alamiah sebagai lalap atau kuliner di afrika, tempat asal tanaman ini.
Penggunaan luar ekstrak daun afrika yang pernah diteliti mahasiswa tingkat sarjana dan pasca sarjana adalah untuk digunakan sebagai sabun dan krim wajah. Sedangkan untuk penggunaan dalam, daun afrika diteliti untuk obat jantung dan pembuluh darah, selain efeknya untuk pengendalian kadar gula darah.
Manfaat dan khasiat daun afrika sesungguhnya akan terus meluas seiring semakin terungkapnya rahasia zat-zat yang terkandung di dalam daun dan bagian lain tumbuhan ini. Fenomena aneh yang secara awam bisa disebut misterius dan ajaib serta unik tidak dimiliki herbal lain juga belum ada yang meneliti. Saya menemukan perubahan warna dari kuning seperti teh pada umumnya yang berangsur menjadi hijau eksotik yang belum pernah ada pada dunia ektraksi tumbuh-tumbuhan yang lain sebelumnya. Apakah zat awal dan akhir dari proses yang diduga oksidasi ini?
Pemahaman mengenai pengobatan holistik juga akan memengaruhi penerimaan masyarakat akan fungsi daun afrika sebagai pengobatan alternatif yang manjur dan cespleng. Ya betul, daun afrika ini mungkin satu-satunya zat bahan alam yang efeknya cepat jika tahu cara konsumsi dan dosisnya.
Prospek daun afrika akan meningkat terus seiring dengan meluasnya pemahaman industri jamu nasional. Dari potensi khasiat daun afrika yang telah terungkap melalui riset kompilasi maupun kerja pribadi saya, dapat dinyatakan bahwa di masa depan industri jamu akan mengembangkan formulasi yang selalu menyertakan daun afrika sebagai bahan wajib: apa pun jamunya, daun afrika di dalamnya.
Seluruh ramuan jamu yang sudah dirasakan khasiatnya oleh masyarakat, akan meningkat kinerjanya jika ditambahkan daun afrika dalam formulasi.
Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa luas kebun daun afrika harus segera diperluas. Pengembangan produk daun afrika kini telah melibatkan industri, bukan lagi rumah tangga dan UKM saja. Permintaan akan meningkat drastis, rendahnya penawaran karena terbatasnya lahan akan mengakibatkan lonjakan harga yang fantastis.
Tumbuhan daun afrika selain mudah ditanam dan minim perawatan, sangat cocok untuk penanganan lahan kritis. Perdu ini cocok untuk segala jenis lahan dan ketinggian. Strategi pada saat belum mantapnya pertumbuhan pasar adalah dengan menjadikan daun afrika sebagai tanaman pagar saja. Selanjutnya jika sudah cukup umur, tanaman pagar ini bisa dipangkas dan stek bibitnya ditanam untuk lapis pagar kedua dan seterusnya hingga seluruh lahan ditumbuhi daun afrika.
tetap hijau walau kemarau
Prospek bisnis daun afrika bukanlah fatamorgana. Manfaat dan khasiatnya sudah dibuktikan oleh riset yang luas dan dalam di seluruh dunia. Masih banyak rahasia dahsyat daun afrika yang masih disimpan oleh para penemu untuk penelitian lanjutan, pengembangan produk dan menunggu momentum yang tepat.

Selasa, 31 Mei 2016

Misteri Cairan Hijau Ekstrak Daun Afrika Berkhasiat

Penemuan Baru Fenomena Daun Afrika

Inilah penemuan baru hasil ekstraksi dari daun afrika. Khasiat dan manfaat daun afrika sudah dikenal luas, apalagi di negara yang luas memasyarakatkannya yaitu Taiwan, Meskipun keajaiban daun afrika sudah terkenal dan menghebohkan dunia pengobatan, baik mazhab medis maupun mazhab sinshe, rahasia utama keunikannya belum diketahui para ahli. Saya menemukan fenomena aneh dari ekstrak air daun afrika, yaitu adanya cairan hijau zambrut bening seperti di bawah ini.
Jika Anda memiliki tanaman daun afrika, Anda juga dapat membuat minuman nikmat dan berkhasiat yang berwarna hijau eksotik ini. Untuk mengetahui cara membuat ekstrak hijau daun afrika ini Anda perlu mengikuti Workshop Ekstraksi Extra-ordinary Daun Afrika.

Apa yang diperoleh dari Workshop Extra-ordinary Daun Afrika

Dari pelatihan ini Anda akan mendapatkan 5 manfaat yaitu CAKEP:

  1. Cara Budidaya
  2. Aneka Pengolahan Pasca Produksi
  3. Khasiat Menurut Ilmu dan Medis
  4. Ekstrasi Extra-ordinary
  5. Peluang Bisnis
Pemanfaatan dari tanaman daun afrika ini baru sedikit saja, mungkin baru 5 persen dari potensi sesungguhnya. Khasiat yang sangat terasa adalah pada nyeri sendi yang tingkat kesembuhannya mencapai 100 persen dari responden yang mencoba. Perubahan yang signifikan juga dirasakan mereka yang mengalami gangguan kelenjar, diabetes, darah tinggi, migrain, insomnia, tumor dan kanker, asam urat dan kolesterol tinggi.
Potensi pemanfaatan yang belum tergali tetapi telah mendapatkan dasar penelitian yang kuat adalah pada efek anti-aging (awet muda) dan wound healing (penyembuhan luka/regenerasi). 
Workshop Extra-ordinary akan membuka wawasan kita lebih luas mengenai potensi khasiat dan manfaat daun afrika. Workshop akan berlangsug di Bandung pada bulan Agustus 2016 (waktu dan tempat akan dikonfirmasikan kemudian). Pra-registrasi sudah bisa dilakukan dari sekarang.

Biaya

Ketentuan biaya workshop ini adalah sbb.:
  • Rp1.000.000 (masa pre-registration)
  • Rp2.000.000 (masa registrasi)
Anda langsung saja mendaftar sebagai peserta sejak sekarang masa pre-registration untuk mendapatkan biaya ringan, tanpa perlu melakukan transfer biaya workshop. Penyetoran dilakukan pada masa registrasi telah dibuka, yaitu bulan Agustus awal, tetapi hanya membayar 50 persen dari biaya workshop sesungguhnya jika telah mendaftar terlebih dahulu pada masa pre-registration. Jika mendaftar pada masa registrasi maka biaya workshop adalah Rp2.000.000.
Silakan mendaftar sekarang juga untuk kami hubungi kembali pada masa registrasi nanti, untuk mendapatkan biaya workhop yang lebih ringan yaitu Rp1.000.000, melalui 
SMS 081398251010 contact person Dainsyah, S.Si. atau e-mail dainsyah@gmail.com dengan isi pesan "nama calon peserta, kota domisili"

Sabtu, 09 April 2016

Daun Afrika Makin Wow Gila

Daun afrika merupakan anti-piretik (penurun panas) yang luar biasa dahsyat. Pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) jelas terasa bahwa setiap kali meminum teh herbal dengan 3 lembar daun afrika, panas tinggi langsung drastis menurun. Penurunan suhu tubuh ini mengikuti keluarnya keringat yang membanjir, baju dan sprei basah kuyup.
Perlu dijaga agar tubuh tidak kekurangan cairan (dehidrasi) akibat keringat yang terkuras setelah meminum teh hangat daun afrika. Caranya jaga jumlah air yang diminumkan, sebaiknya elektrolit oralit setiap kali si penderita bangun tidur. Iya, setelah minum teh daun afrika, tidur pun enak,
Seiring dengan perlakuan ini, pasien tetap dijaga nutrisinya. Daya tahan tubuh yang akan melawan menghancurkan virus DBD. Kita tahu belum ada obat atau vaksin untuk melawan virus mematikan ini. Dulu dokter tetangga saya merekomendasikan propolis yang dihasilkan lebah dari pucuk pohon poplar. Dia memastikan propolis itu sudah melalui evidence-based study. Sekarang sayangnya tidak ada lagi. Seorang doktor lulusan IPB mengakui propolis asal Indonesia tidak mengandung zat anti-virus. Berbeda dengan propolis impor.
Kembali ke daun afrika, selain berkhasiat sebagai anti-piretik/penurun panas yang kuat, juga mengandung aneka nutrisi. Harus diakui zat terkandung dalam daun afrika belum dibuktikan keampuhan dan keandalannya melawan virus DBD. Harapan bisa digantungkan pada keberadaan paten produk kompleks herbal daun afrika di USA yang diklaim sebagai anti-virus. Masih misterius.
Daun afrika mungkin setara dengan segala herbal. Wow gila daun afrika terletak juga pada kemudahan pemanfaatannya. Yang terbaik adalah dengan lalap mentah. Hanya pada pesakitan yang lemah saja kita mengupayakan dalam bentuk teh herbal yang terasa tidak terlalu pahit. Tambahkan madu untuk meningkatkan palatabilitas, lebih bisa diterima indera perasa. Selain itu memang madu sudah terkenal mengandung zat gizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam seminggu ini ada 3 orang kenalan saya yang keluarganya dijangkiti demam berdarah. Semua menjadi parah dan harus dirawat di rumah sakit. Berbeda halnya dengan anak-anak saya yang tatkala terjangkit DBD dicekoki teh daun afrika. Anak-anak tidak terlalu rewel, suhu tubuh cepat menurun, dan trombosit lebih cepat kembali normal. Sekali lagi, memang bukan hanya daun afrika. Saya selalu tambahkan asupan propolis 10 tetes langsung di-drop ke bawah lidahnya, setiap jam.
Cuma berani saya jamin, jika tanpa bantuan teh daun afrika, anak akan lebih rewel akibat panas dan nyeri kepala, dan sulit tidur. Dengan daun afrika, tidur lebih nyenyak, berarti istirahat lebih berkualitas yang akan berpengaruh pula pada peningkatan daya tahan tubuh secara alamiah. Daun yang sudah dijelaskan di atas, panas tubuhnya cepat turun.
Khasiat daun afrika bukan saja pada penyakit yang fatal begini. Kaum lansia sekarang makin mencari stek bibitnya untuk ditanam di halaman masing-masing karena kabar semakin banyak orang yang membuktikan khasiatnya mengatasi nyeri sendi. Tetangga sebelah, seorang ibu lansia, awalnya sholat harus duduk di kursi karena tidak lagi bisa berdiri setelah sujud akibat masalah persendian lutut. Dengan daun afrika dilalap selama 2 minggu, nyeri sendi sembuh, dan tidak pernah kumat lagi.
Tante dari pihak istri saya, seorang doktor kimia dan pengajar di UIN Sunan Gunung Jati, Bandung, juga melepas tongkatnya. Dia yang sering memberikan training dan seminar ke seluruh Indonesia juga tidak lagi memesan kursi roda kepada panitia. Sekarang ibu dari 2 orang dokter ini menjadi penggiat sosialisasi daun afrika di lingkungan keluarga dan teman.
Karena merupakan bagian dari pengobatan holistik, yang menyeluruh dari seluruh tubuh, sebaiknya jiwa dan raga, maka terapi menggunakan daun afrika ini direkomendasikan diiringi dengan kelengkapan nutrisi dari sayur dan buah, serta refleksi atau akupunktur. Sugesti juga sangat diperlukan. Pada penerapan pijat refleksi, tubuh setidaknya disadarkan bahwa tubuh telah kehilangan keseimbangan kesehatan. Tubuh mesti disadarkan bahwa dirinya sakit, dan disadarkan bahwa kondisi ini bisa dibalikkan (reversible). Sugesti harus diperkuat bahwa tubuh memiliki kekuatan penyembuhan sendiri otomatis. Yang perlu diupayakan adalah mendukung tubuh dengan bahan-bahan dan tindakan pemulihan.
Kesehtan mental juga menentukan keberhasilan penyembuhan. Daun afrika membantu menghilangkan atau menurunkan kecemasan. Tubuh boleh disadarkan kehilangan keseimbangan, tubuh disadarkan sakit, tetapi tidak perlu cemas. Daun afrika di sinilah posisi pentingnya.
Dilihat dari segala riwayat keunggulan dan kelemahan daun afrika, jelaslah lebih baik memposisikan daun afrika sebagai bahan herbal yang harus ada menyertai penggunaan bahan herbal lain maupun tindakan pengobatan non-medis lainnya.
Akhir kata, daun afrika telah meluas penggunaannya. Anda jangan ketinggalan terlalu jauh. Tanamlah 1-2 pohon daun afrika alias bitter leaf, yang bernama ilmiah Vernonia amygdalina ini, di lahan sendiri. Daun afrika adalah apotek hijau terlengkap khasiatnya. Makanlah selembar sehari untuk menjaga kesehatan tubuh. Jika terlanjur sakit, Anda perlu mengulangi hingga 3 x sehari. Jika sakit berlanjut, hubungi dokter.

Sabtu, 26 Maret 2016

Frink, Inovasi Industri Minuman Kesehatan Fungsional

Minuman Industri dan Kesehatan

Anda suka minuman teh dalam kemasan? Merk apa yang tadi Anda beli? Kemasan botol atau plastik? Anda puas atau adakah harapan yang tidak terpenuhi?
Sebagian orang menganggap minuman teh dalam kemasan terlalu manis. Karena itu air gunung “doang” dalam kemasan masih menjadi pilihan utama konsumen yang sedang dalam perjalanan.
Teh gula manis merisaukan orang, yang memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai nutrisi, gizi, dan kalori. Manis bisa berisiko kena kencing manis; kalori tinggi menyebabkan kegemukan atau pendek umur. Mereka pikir begitu.

Inovasi

Lebih dari 10 tahun saya mencoba menawarkan inovasi industri minuman teh dalam kemasan. Minuman Frink ini terdiri dari teh hijau asli, gula asli, dan terkadung asam organik. Sama sekali tidak ada bahan kimia sintetik seperti gula siklamat atau sakarin, tidak menggunakan aroma sintetik, dan tidak menggunakan asam industri, serta tidak menggunakan pengawet makanan kimia. Karena berasa masam, manis rendah, dan ada sensai pahit yang seimbang, minuman ini lebih berasa sebagai jus.
Bahan-bahan alami dan diproduksi secara bioproses menyebabkan minuman ini kaya khasiat herbal. Berbeda dengan minuman teh plus jus buah dalam kemasan pada umumnya. Minuman teh dalam kemasan pada umumnya, bahkan yang mengandung teh hijau super sekali pun, tidak memberikan efek penyembuhan. Berbeda dengan Frink, semua konsumen merasakan manfaat kesehatan dari teh sesuai dengan referensi kesehatan populer atau kitab pengobatan kuno.
daun afrika diolah menjadi minuman fungsional

Frink saat ini diproduksi sekadar untuk menjaga kesehatan pribadi dan keluarga agar cukup umur saya untuk terus bermimpi dan melakukan inovasi. Suatu hari nanti, saya yakin, akan menemukan formula yang sangat layak secara industri.
daun afrika menjadi minuman berkelas

 Frink, new paradigm on beverage industry

JUS DAUN AFRIKA DALAM PERSPEKTIF BLUE OCEAN STRATEGY

Beberapa tahun silam, dalam wisata pustaka ke Gramedia, saya menemukan  buku  Blue Ocean Strategy. Setelah membeli dan membaca karya W. Chan Kim dan RenĂ©e Mauborgn ini, saya pikir yang saya lakukan sesuai dengan konsep yang diterbitkan oleh Harvard Business School Press pada 2005 itu. Frink, minuman yang dengan bioproses, diturunkan kalori dan derajat kemanisannya oleh jasad renik dalam produksi, merupakan produk unik yang menantang logika strategi industri minuman berbasis teh dalam kemasan.
Menurut Kim terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi dan model bisnis sebuah industri:
  1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri? (Frink tidak mau menggunakan gula palsu, flavor, dan pengawet).
  2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri? (Frink rendah kalori)
  3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri? (Frink mengandung asam organik hasil dari bioproses)
  4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan? (Minuman yang nikmat, menyegarkan, dan MENYEHATKAN)

Saya akui, untuk benar-benar memenuhi konsep, strategi, dan implementasi sebagai produk yang memasuki lautan biru kompetisi, saya mesti banyak belajar, bereksperimen, melakukan focus group discussion (FGD) bersama konsumen-konsumen captive dari produksi rumahan sekarang ini, dan tetap berharap ada orang yang berkenan menjadi investor sekaligus mentor bisnis saya. Doakan ya.

Segenap proses, produk, dan merk yang ditemukan sepanjang perjalanan menggapai cita-cita yang terlalu tinggi ini, menurut saya melebihi tujuan mencari uang dan membangun bisnis. Saya lebih terdorong oleh rasa penasaran menikmati sesuatu yang terkandung dalam motto berbahasa latin Ars longa vita brevis. Sangat terobsesi. Hidup ini singkat, karya itu abadi.

Sabtu, 12 Maret 2016

BATU GINJAL

SERBA SERBI SAKIT BATU GINJAL

Gambaran Singkat

Ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak di bawah dada Anda, satu di setiap sisi tulang belakang. Ginjal berfungsi membuang kelebihan air dan limbah dari darah menghasilkan urin. Ginjal juga memproduksi hormon dan menjaga keseimbangan kadar garam dalam darah. Tabung sempit yang disebut ureter membawa urin dari ginjal ke kandung kemih, suatu penampung berbentuk oval untuk urin di perut.
Batu ginjal merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
Jenis yang paling umum dari batu ginjal mengandung kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Jenis yang kurang umum dari batu ginjal, yang disebabkan oleh infeksi pada saluran kemih, disebut batu struvite. Batu ginjal langka lainnya termasuk batu asam urat dan batu cysteine.

Penyebab Batu Ginjal

Pembentukan batu ginjal sebagai akibat dari urin dengan konsentrasi tinggi bahan kimia tertentu (seperti kalsium, oksalat, fosfat, asam urat dan lain-lain) dan suatu zat berkonsentrasi rendah yang menghentikan pembentukan batu (inhibitor kemih seperti sitrat dan magnesium).
Infeksi saluran kemih, gangguan ginjal seperti penyakit ginjal cystic, dan gangguan metabolisme tertentu juga berhubungan dengan pembentukan batu ginjal.
Batu kalsium oksalat mungkin juga dapat terbentuk pada orang penderita peradangan usus kronis atau telah mengalami operasi usus bypass, atau operasi ostomy (pembukaan dibuat di kulit sebagai cara untuk produk limbah meninggalkan tubuh).

Faktor Risiko

Batu ginjal lebih sering terjadi pada pria, dan paling sering antara usia 40 hingga 70 tahun. Begitu Anda memiliki lebih dari satu batu, maka cenderung terdapat batu lain lagi.

Gejala Sakit Batu Ginjal

Gejala batu ginjal bisa berupa nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, dan selangkangan. Selain rasa nyeri, gejala-gejala batu ginjal lainnya bisa berupa muntah-muntah, menggigil dan demam.
Banyak orang mungkin tidak merasakan gejala apapun. Gejala pertama dari batu ginjal adalah rasa sakit yang parah, yang dimulai secara tiba-tiba ketika batu bergerak dalam saluran kemih dan menghalangi aliran urin.
Biasanya, Anda akan merasakan nyeri, kram tajam di punggung dan samping tubuh Anda, dan sekitar daerah ginjal. Rasa sakit dapat berpindah ke perut bagian bawah nantinya. Kadang Anda juga mungkin mengalami rasa mual hingga muntah.
Pada saat batu ginjal bergerak dan tubuh mencoba untuk mendorongnya keluar, darah dapat muncul dalam urin Anda yang membuat urin berwarna merah muda. Begitu batu ginjal bergerak menuruni ureter menjadi lebih dekat dengan kandung kemih, Anda mungkin akan menjadi lebih sering merasa perlu untuk buang air kecil atau mengalami sensasi terbakar saat buang air kecil. Jika mengalami demam dan rasa menggigil selain gejala-gejala tersebut, infeksi mungkin telah terjadi.

Penderita batu ginjal di Indonesia

Batu ginjal merupakan penyakit yang jumlah penderitanya relatif tinggi di Asia, khususnya di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh US Census Bureu pada tahun 2004, jumlah penderita batu ginjal di Indonesia diperkirakan mencapai 876.000 orang. Batu ginjal merupakan kondisi yang cukup umum diderita oleh orang-orang yang berusia 30 hingga 60 tahun. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita.

Diagnosa

Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali keterangan terlebih dahulu dari pasien seputar gejala-gejala yang dialaminya. Biasanya dokter akan menanyakan apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, memiliki riwayat keluarga berpenyakit sama, atau apakah belakangan pasien sering mengonsumsi makanan atau suplemen yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Setelah keterangan lisan tersebut dikumpulkan, dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan diagnosisnya jika diperlukan. Tes tersebut bisa berupa tes urin, tes darah, dan pemeriksaan lewat citra gambar seperti intravenous urogram, CT scan, dan X-ray.
USG rongga perut termasuk ginjal yang mengandung batu ginjal

Pencegahan Terbentuk/Membesarnya Batu Ginjal

Anda akan cenderung untuk memiliki batu lain jika Anda memiliki lebih dari satu batu ginjal. Oleh karena itu, pencegahan menjadi penting.
Asupan air yang memadai. Jika Anda cenderung untuk menghasilkan batu lagi, cobalah untuk minum cairan yang cukup sepanjang hari, setidaknya paling sedikit cukup untuk menghasilkan dua liter urin.

Asupan Kalsium.

Dulu orang yang cenderung menghasilkan batu kalsium disarankan untuk menghindari produk susu dan makanan lain dengan kandungan kalsium tinggi. Studi terbaru menunjukkan bahwa makanan tinggi kalsium, termasuk produk susu, mungkin malah dapat membantu mencegah pembentukan batu kalsium. Wanita berusia lebih tua yang mengkonsumsi suplemen kalsium untuk mencegah kehilangan tulang disarankan terus melakukannya.

Asupan Oxalate

(zat yang terjadi secara alamiah yang ditemukan dalam tanaman, hewan, dan manusia). Jika Anda rentan dalam pembentukan batu kalsium Oxalate Anda mungkin diminta oleh dokter Anda untuk membatasi atau menghindari makanan tertentu jika air seni mengandung kelebihan Oxalate. Makanan yang memiliki jumlah sedang Oxalate dapat dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Asupan Vitamin D

Anda mungkin diminta untuk menghindari makanan dengan penambahan Vitamin D dan beberapa jenis zat anti asam yang memiliki basis kalsium.

Asupan daging

Jika Anda memiliki air kencing yang sangat asam Anda mungkin perlu makan lebih sedikit daging, ikan, dan unggas karena jenis makanan ini meningkatkan jumlah asam dalam urin

Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran batu ginjalnya. Jika batu ginjal masih tergolong kecil atau sedang, serta masih dapat melewati saluran kemih tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus, diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya.
Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol, ibuprofen atau kodein.
Penanganan batu ginjal yang dengan operasi sangat jarang dilakukan. Langkah ini biasanya baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih pasien. Apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah seperti pendarahan atau bahkan kerusakan ginjal.
Sebagian besar batu ginjal kecil dapat keluar lewat sistem saluran kemih dengan banyak minum air – 6-8 gelas sehari - untuk membantu mengeluarkan batu bersama air kemih. Untuk batu yang lebih besar, pilihan pengobatan yang tersedia sebagai berikut:

Terapi medis

Obat-obat tertentu dapat membantu mencegah pembentukan batu kalsium dan batu asam urat dengan mengendalikan jumlah asam atau alkali dalam urin yang merupakan faktor penentu dalam pembentukan kristal. Obat allopurinol (untuk mengobati asam urat kronis) juga dapat berguna dalam beberapa kasus Hyperuricosuria dimana asam urat kimia keluar dalam jumlah besar dalam urin.

Pengobatan melalui bedah

Ada tiga cara untuk mengobati batu ginjal menggunakan bedah. Termasuk dibawah ini:

  • 1.  Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Anda berbaring di mesin khusus yang menghasilkan gelombang kejut. Gelombang kejut yang dibuat di luar tubuh dan masuk melalui jaringan kulit dan tubuh sampai mereka berhenti pada batu yang lebih padat. Batu-batu tersebut terurai menjadi partikel kecil yang keluar dengan mudah lewat saluran kemih dalam urin. ESWL biasanya dilakukan secara rawat jalan. Waktu pemulihan yang relatif singkat, dan kebanyakan orang dapat melanjutkan kegiatan normal dalam beberapa hari kemudian. Namun banyak orang akan melihat ada darah dalam urin mereka selama beberapa hari setelah perawatan. Komplikasi dapat terjadi dengan prosedur ESWL. Terdapatnya memar dan sedikit ketidaknyamanan di daerah punggung atau perut akibat gelombang kejut. Untuk mengurangi risiko komplikasi, pasien biasanya diberitahu untuk menghindari aspirin dan obat-obatan lainnya yang mempengaruhi pembekuan darah selama beberapa minggu sebelum pengobatan. Kadang partikel batu yang hancur menyebabkan penyumbatan kecil dari saluran kemih yang memerlukan penempatan stent (sebuah tabung kecil jala yang digunakan untuk mengobati arteri sempit atau lemah) ke dalam ureter untuk membantu keluarnya potongan-potongan kecil tersebut. Jika batu ginjal tidak sepenuhnya hancur dengan satu pengobatan, pengobatan lanjutan sejenis mungkin diperlukan

  • 2.    Percutaneous nephrolithotomy (PCNL). PCNL sering digunakan ketika ukuran batu cukup besar atau di lokasi yang tidak memungkinkan untuk penggunaan efektif ESWL. Dalam prosedur ini, ahli bedah membuat sayatan kecil di bagian belakang tubuh yang menghasilkan sebuah terowongan langsung ke ginjal. Dokter bedah menggunakan suatu nephroscope (instrumen dimasukkan ke dalam sayatan di dalam panggul ginjal untuk melihat bagian dalam ginjal) untuk menemukan dan mengeluarkan batu. Sebuah tabung kecil yang disebut tabung nephrostomy akan ditinggal dalam ginjal selama beberapa hari. Keuntungan dari prosedur percutaneous nephrolithotomy adalah bahwa beberapa potongan kecil batu ginjal dapat dikeluarkan secara langsung, bukan semata-mata mengandalkan cara keluar alami mereka dari ginjal.

  • 3.    Prosedur pengeluaran batu Ureteroscopic. Ureteroscopy (prosedur yang melibatkan penggunaan perangkat kecil yang fleksibel atau kaku yang disebut ureteroscope untuk melihat dan mengeluarkan batu ginjal) mungkin diperlukan untuk batu-batu ureter bagian tengah dan bawah. Dokter bedah menggunakan ureteroscope, suatu instrumen serat optik kecil, melalui uretra dan kandung kemih ke ureter untuk mencari dan memotong batu dengan energi laser dan mengeluarkannya dengan suatu keranjang mirip kurungan. Sebuah stent kecil dapat dibiarkan dalam ureter selama beberapa minggu untuk memperlancar aliran urin.

Minggu, 07 Februari 2016

Daun Afrika Bitter Leaf: The top five benefits

NATURAL NEWS
Studies conducted at the University of Texas have concluded that incorporating bitter leaf into your routine diet could reduce risk factors for such health conditions as breast cancer and type II diabetes. It is normal for African cuisine to contain bitter leaf as an ingredient. Even though it is called bitter, the taste is actually described as having a mild flavor. Bitter leaf carries several health benefits for many people around the globe who consume it regularly.
Even though many people are very familiar with bitter leaf, this type of food ingredient may be completely new to others. This food will grow anywhere, unlike other leaves that require specific temperatures and locations in order to maintain growth. Therefore, these leaves are able to flourish in any location.

Bitter leaf: The top five benefits

Battles against breast cancer

According to BreastCancer.org, over 10 percent of all American females will develop breast cancer. In order to lower chances of developing breast cancer, maintaining a healthy weight, remaining physically active and maintaining a healthy diet are a few things that you can do. Adding bitter leaf in addition to that routine may also lessen the risk of breast cancer, according to the February 2004 edition of Experimental Biology and Medicine.

Lowers cholesterol

Using a bitter leaf extract supplement on animals during a study decreased bad (LDL) cholesterol by nearly half, while simultaneously raising good (HDL) cholesterol levels. There are no studies, however, providing a definitive determination of how bitter leaf will effect a human body's cholesterol levels.

Lymphatic cleanse

If you are a smoker or someone who is breathing second hand smoke, using bitter leaf is helpful for acting as a shield against the pollutants that pour from cigarettes while burning. Through the consumption of bitter leaf juice, smokers and those breathing second hand smoke can help protect themselves against the health dangers associated with the habit.

Contains essential fatty acids

It is important for a person's diet to contain linolenic and linoleic acid, because the body is unable to make them. Bitter leaf is able make these fats. According to a study in the American Journal of Clinical Nutrition, when people consumed large quantities of linolenic and linoleic acid, they were at the lowest risk for cardiovascular disease when compared to those who did not.


High in antioxidants

Oxidation is constantly assaulting your system's cells. If this is left unchecked, precancerous cell formation could possibly arise. According to research conducted by and published in Food Chemistry, there are antioxidant properties found in bitter leaf that, when added to a person's diet, offer excellent disease-fighting properties.

While use of bitter leaf is not considered a cure-all, it does have proven benefits. The research studies listed above have proven that the benefits of adding bitter leaf to your diet on a routine basis outweigh any doubts that may exist.
Sources:
http://www.nigerianfoodtv.com
http://allafrica.com
http://tribune.com.ng
http://wwwfabafriq.com
http://science.naturalnews.com
About the author: Sandeep is an mountain climber, runner, and fitness coach. He shares his tips for staying in shape and eating healthy on quickeasyfit.

Sabtu, 26 Desember 2015

Tes Sidik Jari Untuk Kepribadian Anak Ternyata Pseudo Sains alias Palsu

Sebagai sarjana sains dan pengalaman dalam bidang biomedik dan pendidikan, sejak awal saya sudah sangsi soal kesahihan dan keandalan test sidik jari untuk mengetahui kepribadian anak. Kepada seorang sahabat saya menyatakan bahwa kebenaran dari "permainan" itu setara dengan astrologi, ilmu nujum!
Jika Anda tidak percaya saya akan memandu Anda untuk menemukan kebenaran melalui browsing semua jurnal Psikologi di internet.  Hasilnya menakjubkan, ada sekitar 40.000 tulisan yang mengandung kata “finger print”. Langsung saya cari judul-judul yang kira-kira terkait dengan sidik jari dalam hubungannya dengan bakat, kepribadian, atau kecerdasan anak. Hasilnya: NIHIL!
Pakar psikologi Indonesia Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, yang anggota dari Asosiasi Psikologi Amerika (APA), menyatakan jika menggunakan kata kunci Dermatoglyphic (Dermato artinya kulit, Glyphs artinya ukiran, jadi kulit yang berukiran) ada satu keluaran, yaitu tulisan berjudul “Neurodevelopmental Interactions Conferring Risk for Schizophrenia: A Study of Dermatoglyphic Markers in Patients and Relatives”, oleh Avila, Matthew T.; Sherr, Jay; Valentine, Leanne E.; Blaxton, Teresa A.; Thaker,
Gunvant K. dalam Schizophrenia Bulletin, Vol 29(3), 2003, halaman 595-605. Jadi tulisan yang satu ini pun hanya tentang hubungan antara gejala sakit jiwa skhizoprenia (yang dipercaya merupakan penyakit turunan) dengan pola sidik jari (yang juga merupakan bawaan), Sebaliknya, dari Google didapat banyak sekali keluaran setelah memasukkan kata kunci “sidik jari”. Bahkan ada website-nya sendiri. Hampir semuanya berceritera tentang keilmiahan metode analisis kepribadian dengan test Sidik Jari ini. Bahkan ada iklan promo yang menawarkan test Sidik jari “hanya” untuk Rp 375.000 per anak. Sisanya adalah testimoni dari orang-orang yang pernah mencoba test yang katanya pelaksanaannya sangat mudah. Sedangkan salah satu kalimat promosi mereka adalah bahwa “Analisa sidik jari memiliki tingkat akurasi lebih tinggi daripada metode pengukuran lain. Klaim akurasi 87%”. (Tentu saja perhitungannya tidak dalam bentuk paper ilmiah).
Upaya manusia untuk mempelajari jiwa sudah berawal sejak zaman Socrates, 400 thn sebelum Masehi, dan melalui perjalanan sejarah yang panjang sekali, serta mendapat masukan dari berbagai ilmu, termasuk ilmu faal dan kedokteran, serta matematika, Wilhelm Wundt baru menyatakan Psikologi sebagai Ilmu yang mandiri pada tahun 1879 di Leipzig, Jerman (versi Amerika oleh William James, di sekitar tahun yang sama di Universitas Harvard).
Pasca kelahirannya, Psikologi berkembang terus, termasuk mengupayakan berbagai teknik dan metode untuk mengukur berbagai aspek kepribadian, termasuk test IQ, minat, sikap, bakat, emosi dan seterusnya. Kemajuannya sangat langkah-demi-langkah, tidak ada yang langsung meloncat, dan sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, setiap kemajuan, temuan atau kritik selalu dilaporkan dalam jurnal-jurnal dan seminar-seminar psikologi seluruh dunia. Karena itulah maka langkah pertama saya adalah mengecek jurnal ilmiah Psikologi untuk memastikan apakah test Sidik Jari ini termasuk metode yang diakui dalam Psikologi atau tidak.
Di sisi lain, teknik analisis sidik jari juga sudah berembang sejak 1800an. Tahun 1880 Dr Henry Faulds melaporkan tentang sistem klasifikasi yang dibuatnya untuk mengidentifikasi seseorang. Tahun 1901 teknik yang disebut Daktiloskopi ini digunakan di Inggris, 1902 di Amerika digunakan di kalangan pegawai negeri, 1905 di Angkatan darat AS, dan sejak 1924 mulai dipakai oleh FBI. Tetapi semuanya adalah untuk menentukan identitas fisik seseorang. Misalnya, apakah benar sidik jari yang ditinggalkan pelaku di TKP (Tempat Kejadian Perkara) perampokan adalah milik si Fulan. Sebelum ditemukan system DNA, Daktiloskopi lah yang menjadi andalan Polisi. Namun di kemudian hari, nampaknya teknik analisis Sidik Jari yang awalnya hanya untuk identifkasi fisik, berkembang menjadi teknik identifikasi psikis (kejiwaan) juga.
Ilmuwan Inggris Sir Francis Galton yang masih sepupu Sir Charlis Darwin adalah penganut teori evolusi. Dia percaya bahwa kepribadian ditentukan oleh bakat-bakat yang dibawa sejak lahir dan bakat-bakat itu terukir di sidik jari setiap orang. Maka ia menerbitkan buku “Finger prints” (1888) dan memperkenalkan klasifikasi sidik jari yang dihubungkan dengan klasifikasi kepribadian.

Pasca Galton, nampaknya Dermatoglyphs semakin berkembang dan diyakini sebagai ilmu pengetahuan yang sahih, lengkap dengan buku-buku dan jurnal-jurnal “ilmiah” mereka sendiri. Kalau kita cari di Google, dengan kata kunci Dermatoglyphs akan keluar lebih dari 70.000 informasi, tetapi semuanya di luar komunitas ilmu psikologi. Dengan demikian Dermatoglyphs sebenarnya adalah pseudo science (ilmu semu) dari psikologi.
"ILMU" BOHONGAN LAINNYA
Ilmu semu lain dalam psikologi yang banyak kita kenal adalah Astrologi (banyak di majalah-majalah wanita dan remaja, Palmistri (ilmu rajah tangan, yang ketika saya mahasiswa sering saya pakai untuk merayu mahasiswi-mahasiswi Fakultas Sastra sambil meraba-raba tangannya),
Numerologi (meramal atau menjodohkan orang dengan menggunakan angka-angka tanggal lahir dsb.), Tarrot (dengan menggunakan kartu-kartu) dan masih banyak lagi. Semua itu mengklaim diri sebagai ilmu, lengkap dengan literatur dan teknik masing-masing, dan memang nampaknya sahih dan canggih betul (ada yang putus dari pacar gara-gara bintangnya tidak cocok).
Tetapi ada satu hal yang tidak bisa dipenuhi oleh semua ilmu semu, yaitu tidak bisa diverifikasi teorinya. Dalam Astrologi, misalnya, tidak pernah bisa dibuktikan hubungan antara singa yang galak, dengan bintang Leo. Apalagi membuktikan manusia berbintang Leo dengan sifatnya yang galak (banyak juga cewek Leo yang jinak-jinak merpati, loh!).
Dalam hal ilmu Sidik Jari, sama saja. Tidak bisa diverifikasi bagaimana hububnannya antara sidik jari (bawaan) dengan sifat, minat, perilaku, apalagi jodoh dan karir, bahkan kesalehan seseorang yang merupakan hasil dari ratusan variable seperti factor sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, lingkungan alam, dan sebagainya, walaupun juga termasuk sedikit faktor bawaan.
Pandangan bahwa kepribadian ditentukan oleh fator bawaan (nativisme) sudah lama ditinggalkan oleh Psikologi . Teori yang berlaku sekarang adalah bahwa kepribadian ditentukan oleh pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Karena itu untuk memeriksanya diperlukan proses yang panjang (metode psikodiagnostik, assessment) dan duit yang lumayan banyak.
Karena itu Dr Sarlito tidak pernah menyarankan orang untuk ikut psikotes kalau hanya untuk ingin tahu. Buang-buang duit. Tetapi lebih sia-sia lagi kalau buang duit untuk tes Sidik Jari. Dr Budi Matindas, psikolog (UI) menerangkannya jauh lebih simpel: sidik jari permanen dari lahir sampai mati. Jiwa/kepribadian berubah terus dari bayi sampai tua. Bagaimana sesuatu yang berubah bisa berkorelasi dengan sesuatu yang tidak pernah berubah?

Minggu, 01 November 2015

Jual Daun Afrika di Ibukota Asia-Afrika Bandung

Minggu ini cukup banyak interaksi informasi melalaui BBM, inbox Facebook, SMS, WA, dan Messenger menanyakan ihwal daun afrika. Sebanyak lebih dari 80 persen ingin membeli kapsul dan teh daun afrika, 10 persen menanyakan cara memperoleh bibit. Selebihnya yang 10 persen sisanya menanyakan hal-hal lain terkait tumbuhan multi khasiat ini, seperti literatur, uji klinis, efek samping, asal usul, dll.
Pada dasarnya saya mampu menyediakan semua bentuk produk dari tumbuhan yang aslinya bernama ilmiah Vernonia amygdalina ini. Mulai dari lalapan, olahan kuliner, minuman fungsional, kapsul serbuk daun, simplisia berupa daun segar, daun kering, bunga, kulit batang, dll. Aneka foto dengan model cantik atau public figure pun bisa saya sediakan. Yang sedang dalam riset serius adalah ekstrak untuk sediaan kosmetika medis dengan nano-tecnology.
Hanya saja di tahap sekarang ini saya memfokuskan diri utamanya menyediakan bibit murah dalam bentuk stek batang. Mengapa? Karena hasil penelitian dan testimoni dari mereka yang mengonsumsi produk-produk tadi untuk kesehatan tubuh menunjukkan bahwa daun segar lalapan memberikan efek khasiat terbaik. Produksi lainnya yang sudah rutin berputar adalah dalam bentuk sabun wajah anti jerawat (didukung penelitian PTN ternama di Sumatra) dan serum anti aging untuk awet muda (didukung tim marketing produk kecantikan untuk dokter-dokter dan klinik kecantikan).
Saya memang lebih senang bila untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, pemanfaatan daun afrika ini melalui daun segarnya. Artinya masyarakat perlu memiliki kebun atau sekumpulan pot untuk apotik hijau keluarga. Testimoni dari saudara, teman, tetangga dan kerabat lainnya menunjukkan kehebatan daun afrika segar sangat nyata. Kapsul serbuk pernah diproduksi dan diujicobakan, tetapi hasil positifnya hanya bagi konsumen lansia (di atas 60 tahun). Kebanyakan responden menyatakan tidak merasakan hasil penting selama batas waktu yang ditetapkan, yaitu selama 2 minggu konsumsi rutin setiap hari 3 x 1 kapsul per hari.
Daun afrika diolah dalam beragam produk
Khasiat yang menjadi parameter uji meliputi gejala-gejala nyeri sendi, tekanan darah tinggi, migrain, insomnia, kadar gula tinggi (diabetes), dan lumpuh pasca stroke. Setiap responden diuji untuk hanya 1 gejala saja. Hasilnya luar biasa. Ternyata daun afrika segar memiliki spektrum khasiat yang sangat luas. Sebanyak 100 % penderita radang sendi mengalami kesembuhan; 50% penderita tekanan darah tinggi mengalami kesembuhan; 100% penyandang insomnia sembuh; 100% penderita migrain sembuh; 43% penderita diabetes sembuh; belum ada kesembuhan penderita lumpuh pasca stroke.
Sekali lagi, prestasi daun afrika ini hanya diperoleh jika menggunakan daun segar alami, yang dilalap langsung, tanpa diproses kecuali pencucian saja.
Daun afrika sebagai serum wajah herbal alami

Selain menjual daun afrika dalam bentuk stek bibit, konsentrasi kami juga diarahkan pada pengembangan produk-produk lanjutan, dengan visi pengembangan pasar global. Selain terbukti khasiatnya melalui pengujian ilmiah, produk yang dihasilkan juga harus andal. Agar mampu bersaing dengan produk pendahulu dan produksi luar negeri, maka sebisa mungkin diterapkan teknologi mutakhir seperti nanoteknologi. Kami sengaja "meninggalkan" produk-produk yang umum disediakan oleh pengusaha herbal lainnya seperti teh herbal daun afrika dan kapsul serbuknya.
Selain itu kami juga sedang mencurahkan pikiran dan tindakan untuk menanam daun afrika di tempat yang lebih tinggi. Teorinya menyatakan bahwa jika ditanam pada ketinggian di atas 1.500 meter dpl, maka ada kemungkinan kita memperoleh buah dan biji. Ada khasiat khusus jika mengonsumsi buah dan biji tanaman yang dalam bahasa Inggris disebut bitter leaf ini. 
Untuk mewujudkan hasrat menanam daun afrika di tempat yang lebih tinggi ini, kami telah bekerja sama dengan petani kopi di Lembang dan Garut. Mudah-mudahan tahun depan tanaman bisa berbunga dan berbuah. Mohon doa restu dari seluruh penggemar daun afrika. Nantikan dan simak terus tulisan-tulisan di blog ini, boleh dicopy-paste (seperti yang selama ini banyak mencuplik), tetapi jangan lupa dong menyebutkan sumbernya atau menautkan link-nya. terima kasih.
>>>>> kontak BB 5895a5bb

Jumat, 25 September 2015

Daun Afrika Dipastikan Dari Afrika, Manfaatnya Ditemukan oleh Monyet Simpanse

Daun afrika asal usulnya memang dari afrika, terutama dari kawasan sub-sahara alias afrika utara. Negara di benua afrika itu yang paling progresif melakukan penelitian adalah Nigeria. Penamaan sebagai daun afrika selatan bukanlah menunjukkan asalnya dari negara Afrika Selatan atau dari kawasan vegetasi afrika bagian selatan.
Adalah masyarakat Cina terutama Taiwan yang memulai menyadari kehebatan dan melakukan pengembangan kemanfaatan daun pohon yang bernama ilmiah Vernonia amygdalina. Penamaan Nan Fei Shu (nan itu berarti selatan) tidaklah menunjukkan tempat absolut dari bagian benua afrika, melainkan letak relatif dari cina; bumi di selatan cina, maksudnya.
Entah kapan dan oleh siapa tanaman ini bisa sampai ke negeri cina. Belum bisa dipastikan kebenaran cerita bahwa daun ini sudah dimanfaatkan kaisar dan kalangan istana jaman cina kuno dulu. Saya berpikir bahwa informasi yang diketoktularkan secara copy-paste itu bersifat hoax. Jelas menyebarnya pohon yang dalam bahasa Inggris bernama bitter leaf ini tidak ada hubungannya dengan hadist "belajarlah walau pun sampai ke negeri cina," sebab kelihatannya dalam hal pemanfaatan pohon ini sebagai obat, justru masyarakat cina belajar pada orang afrika yang dulu-dulunya belajar dari monyet tidak berbuntut. Betul sekali, adalah simpanse, jenis kera cerdas yang bisa main film, yang memberikan inspirasi kepada manusia afrika, ihwal kemujaraban khasiatnya.
Daun afrika bukanlah makanan sehari-hari bagi simpanse. Seperti juga kita, simpanse mungkin tidak suka rasa pahit yang luar biasa ini. Namun begitu, jika terkena infeksi, simpanse mencari dan memakan daun dari perdu yang tingginya bisa mencapai 5 meter ini. Di jaman masih banyak orang belajar dari alam, dan peka terhadap fenomena alam sekitarnya, wajar jika ada orang-orang bijak dan kritis menangkap perilaku monyet hitam lucu ini dalam mengobati diri jika terserang sakit. Dari situ kemudian manusia mencoba membongkar rahasia dibalik keampuhan daun afrika dalam mengobati penyakit infeksi oleh sebab cacing, plasmodium malaria, bakteri, dan jamur.
Sekarang, daun afrika telah menyebar ke seantero dunia. Awalnya disosialisasikan oleh biarawati dan gerakan sosial lainnya. Produknya telah mencapai benua amerika dan dipasarkan melalui amazon[dot]com. Di Indonesia diperkirakan masuk pada awal tahun 2000-an. Daun afrika pertama ditanam di pulau Jawa pada 2008 di Bogor.
Pemanfaatan daun afrika sebagai obat herbal berbentuk kapsul atau teh herbal, tampaknya merupakan trend yang terbangun di luar afrika. Aslinya di afrika, daun ini umumnya diolah menjadi beragam produk kuliner.
Daun afrika dalam sup Nigeria

Berikut ini saya tempel sebuah artikel dari Tanzania, Afrika Timur:
Observations of chimpanzees' feeding behavior in Tanzania, East Africa, have led to the discovery of medicinal properties and other potential applications for two types of plants. This type of study, involving the ways animals use plants, is referred to as zoopharmacognosy, a term coined in 1992 from Greek roots: zoo- = animal; pharma- = a drug or poison; and -cognosy = to recognize.
While conducting such a study in Tanzania's Gombe National Park, Harvard University graduate student Richard Wrangham noticed chimps selecting and eating the leaves of Aspilia sp. (Other scientists have since studied chimps in other areas, including the Mahale Mountains.) The three main species selected were A. mossambicensis, A. pluriseta, and A. rudis. Other researchers noticed chimps selecting and eating the pith of Vernonia amygdalina. In both cases, these were obviously not appealing food choices for the chimps because they grimaced when swallowing the leaves, and the pith is known to be very bitter.
Interestingly, it was noted that not all chimps practiced "whole leaf swallowing" and "bitter pith chewing," as scientists now refer to those practices. Furthermore, Michael Huffman of the Primate Research Institute at Kyoto University noted that the chimps practicing these behaviors were in poorer health than the others. Specifically, they seemed depressed and despondent, tended to separate themselves from the group, and had diarrhea. This observation led to the hypothesis that Aspilia and Vernonia were consumed in response to illness, possibly parasitic infestation. In 1989, Huffman and his collaborators tested this hypothesis by collecting and analyzing fecal samples and documenting chimp activity for as many individuals as possible. Fecal analysis revealed that chimps practicing whole leaf swallowing and/or bitter pith chewing were in fact suffering from single or multiple parasitic infections.
Vernonia pith was examined via bioassay, a technique in which living material in a system is tested for biological activity. The tests showed antiparasitic activity against microorganisms that infect both chimps and humans. Further analysis of the bitter pith revealed chemicals categorized as sesquiterpene lactones and steroid glycosides, both of which are known for their bioactivity. Specifically, vernonioside B1 and vernoniol B1, two compounds isolated from the pith of Vernonia, suppressed movement and egg-laying activity in bioassays of Schistosoma japonicum, a parasitic worm. Thus, apparently the chimps were selecting Vernonia for its chemical constituents.
A different mode of action was found for Aspilia. When the fecal samples of chimps consuming those leaves were analyzed, not only did the feces contain a stable number of parasites during Aspilia consumption, but the parasitic worms (Oesophagostomum stephanostomum) were still very much alive. Obviously, consuming the plant had suppressed neither the movement nor the egg-laying activity of the parasitic worms. However, the analysis also revealed that Aspilia leaves not only remained whole and undigested, but were curiously folded like accordions--a characteristics that turned out to have a function: O. stephanostomum attach their suckers to the intestine's mucous lining, where they extract nutrients from the host. In this case, the intestinal worms were firmly stuck to the surface of the leaves (which are known to have a high concentration of trichomes, or hairs) and caught between the accordion-like folds! Clearly this was a physical removal of the parasites as the roughness of the leaf surface seemed to dislodge the worms from the animal's intestinal lining.
Aspilia is a dicot in the Compositea or Asteraceae family, and its distribution includes tropical America, Africa, and Madagascar. Although leaf swallowing basically results in the physical removal of intestinal worms, additional research into the chemical composition of Aspilia's parts other than the leaves has indicated the production of a red oil called thiarubrine-A. This chemical has been found to inhibit the growth of many disease-causing agents, specifically parasitic worms, microorganisms, and other intestinal parasites.
Vernonia is also in the Asteraceae family, with a similar distribution to that of Aspilia. Its sesquiterpene lactones have demonstrated anti-tumor activity, and the Vernonia chemicals (vernoniosides) of the pith have proven effective against drug-resistant malarial parasites, which are very common within the range of this plant.
Although the chimpanzees pointed the way to Aspilia and Vernonia, plants overlooked in the past, additional research has revealed that Aspilia and Vernonia have been part of Tanzanian folk medicine for hundreds of years. The WaTongwe traditionally use Vernonia for stomachaches and several parasitic infections. A. latifolia has been reported to stop bleeding by inducing clot formation. The leaves of Vernonia are highly toxic and apparently avoided by the chimps; however, after soaking the leaves in water and cooking them, local people use them in soup and stew as a strength-giving tonic. They also widely use Vernonia to treat parasites and other ailments in themselves and their livestock, indicating potential agricultural applications for other countries. Additionally, it is documented that Vernonia is used locally as an insecticide.

Apparently we can learn much from watching our neighbors on planet Earth!