Minggu, 03 Mei 2015

Daun Afrika Inovasi Nusantara

Iya, itulah nama ku DAIN kependekan dari Daun Afrika Inovasi Nusantara. Kata orang pintar saya cocok menjalankan bisnis rumput-rumputan. Mungkin maksudnya tumbuhan yang tidak besar dan bukan diambil kayunya (kehutanan) atau buahnya (perkebunan). Jadi, rumput itu maksudnya ya dipanen daunnya saja atau mungkin akarnya.
Jadi terawangan cenayang itu cocok dengan studi yang saya dalami, yaitu ilmu dan teknologi hayati. Juga selaras dengan kursus yang pernah saya dalami, yaitu kursus herbal di karyasari Pondok Gede dengan wisata kebun ke Bogor.
Lalu dengan latar belakangan pendidikan formal dan non-formal yang mendukung itu, mengapa saya tidak fokus menjadi pengobat herbal? Ya karena tidak tahan menghadapi orang sakit yang inginnya cespleng sembuh. Pada hakikatnya, pengobatan herbal itu adalah pengobatan holistik. Sakit yang sama pada orang yang berbeda boleh jadi memerlukan rangkaian simplisia tanaman yang berbeda. Sakit yang sama itu sesungguhnya tidak pernah sama. Setiap orang unik, maka penyakit pun serupa tapi tak sama. Begitulah paradigma pengobatan dengan herbal.
Itulah bedanya dengan pengobatan medis yang menggunakan obat yang kerjanya spesifik, tertentu. Siapa pun orangnya, (gejala) sakit kepala ya dapat diobati dengan paracetamol. Begitulah industri farmasi dan kesehatan barat.
Meski pun saya tidak praktik pengobatan alternatif, wawasan tumbuhan herbal tetap merupakan keseharian saya. Sampai saya menemukan tumbuhan sakti mandraguna, yaitu daun afrika. Maka apa pun penyakitnya, siapa pun orangnya, bagaimana pun keadaannya, saya meresepkan daun afrika untuk kesembuhannya. Karena begitu getolnya mendorong sosialisasi daun afrika(Vernonia amygdalina), maka nama saya pun kini mengandung arti yang lain. Dain yang dulu mungkin maksudnya pembawa berita (da'i) kini menjadi Daun Afrika Inovasi Nusantara. Hahaha.
Daun afrika ini memang sangat berkhasiat dan kerjanya pun cepat dibandingkan herbal lainnya. Daun afrika tidak memerlukan pengolahan untuk mendapatkan khasiatnya, cukup langsung dilalap.
Lalu di mana INOVASInya?
Iya, saya telah mengolah daun afrika menjadi beragam produk. Pertama dulu telah diaplikasikan menjadi minuman fungsional untuk tidur lebih nyenyak dan bangun lebih nyentak. (maksak hehe)
minuman fermentasi ekstrak daun afrika

Selain minuman, saya juga telah membuat sabun wajah dengan bahan baku daun afrika. Sekarang saya sedang mencoba mengembangkan daun afrika menjadi suatu sistem perawatan kecantikan tubuh dan wajah untuk rumah perawatan alias salon.
Inovasi lainnya yang bakal segera terwujud adalah pemanfaatan daun afrika untuk minuman fungsional dalam bentuk serbuk instan, mungkin dengan sensasi effervescent
Itulah sekelumit bocoran inovasi berbekal hasil usahatani daun afrika. Jadi semoga Anda setuju, DAIN itu adalah Daun Afrika Inovasi Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar